PERLUNYA KESRAWAN DIPERHATIKAN DALAM MEMPERLAKUKAN HEWAN
Kesejahteraan Hewan termasuk ternak merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian dunia dalam pemanfaatan hewan atau ternak untuk kepentingan manusia. Teknis preparasi ternak untuk dipotong di rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong ayam (RPA) harus diperbaiki malalui edukasi, sosialisasi regulasi ke masyarakat. Ternak harus dipersiapkan dengan baik saat mau dipotong, memiliki waktu istirahat yang cukup, tidak diperlakukan kasar saat akan mau dipotong. Perlakuan yang kurang memperhatikan kesejahteraan hewan akan dapat mempengaruhi kualitas karkas yang dihasilkan.
Indonesia pernah diprotes oleh Australia karena adanya penilaian bahwa sapi-sapi asal Australia yang masuk ke Indonesia kurang mendapat perlakukan yang baik menurut standar mereka sehingga mereka meminta agar Indonesia memperlakukan sapi-sapi Australia ini dengan lebih baik.
Kesejahteraan hewan akan bisa mempengaruhi tingkat produksi. Bila hewan atau ternak tidak merasa nyaman dan sejahtera saat pemeliharaan maka akan timbul stress. Timbulnya stress akan mempengaruhi faktor tampilan fisiologis, fisik dan produksi pada berbagai jenis ternak, sapi potong, sapi perah, unggas. Kesejahteraan hewan bisa mempengaruhi keberhasilan adopsi teknologi seperti pelaksanaan inseminasi buatan dan embrio transfer pada sapi di lapangan maupun pada UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pada unggas, kesejahteraan unggas telah diterapkan dalam menunjang produksi seperti pengaturan cahaya terang dan gelap sehingga unggas mendapatkan porsi istirahat yang cukup dan nyaman untuk beristirahat. Adanya istirahat yang cukup dan nyaman ini ternyata mampu menaikkan produksi pada ayam broiler dan layer. Pemakaian warna cahaya terkait dengan panjang gelombang pada kandang pada unggas juga dimaksudkan untuk memberi kenyamanan unggas saat dikandang malam hari sehingga secara tidak langsung berdampak pada tampilan produksi unggas.
Pemakaian hewan pada laboratorum kesehatan hewan, laboratorium uji dan produksi bahan biologis harus diperlakukan dengan baik, disamping aspek lain keseragaman genetik dan keseragaman lainnya hingga mematikan hewan laboratorium setelah dipakai di laboratorium. Hewan bisa mati banyak bukan karena uji coba atau penelitian tetapi timbulnya stress karena lingkungan pemeliharaan yang tidak memenuhi mutu pemeliharaan akan memiliki andil kematian, bukan akibat uji coba atau penelitian terbatas tetapi karena pemeliharaan yang kurang baik. Pemberian pakan yang tidak mengindahkan kodrat juga akan mempengaruhi tampilan produksi pada saat breeding hewan percobaan. Kesejahteraan hewan pada UPT kesehatan hewan perlu diperhatikan dengan memenuhi standar kandang, peralatan, peningkatan kemampuan sumberdaya manusia pengelola hewan percobaan.
Pembahasan aspek kesrawan telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan di ICC IPB, Jl. Taman Kencana pada akhir Juni 2015, yang diikuti oleh para kepala UPT Ditjen PKH, dengan menghadirkan narasumber ahli dari FKH-IPB, Prof. DR. Drh. Agus Setiadi. Narasumber dan praktisi perunggasan, Drh. Desianto Budi Utomo, Ph.D. Narasumber lain Prof. DR. Dondin Sayuti, dari IPB, yang menggeluti penangkaran monyet di Pulau Tinjil serta Drh. Isma’u Alim dan narasumber dari PT. Frisian Flag. (Sulaxono Hadi, Balai Veteriner Banjarbaru)