PERCEPATAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN
Bertempat di Hotel J.W. Marriot, Direktur Jenderal Peternaka dan Kesehatan Hewan, Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA, yang baru 2 bulan menjabat, dengan didampingi oleh Walkota Surabaya, Ir. Tri Rismaharani, MT melakukan pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Nasional 2015, yang diikuti oleh Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota yang menangani pembangunan peternakan di Indonesia serta UPT lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sebanyak 400 orang lebih menghadiri acara ini.
Walikota Surabaya dalam sambutannya menekankan agar personil peternakan dan kesehatan hewan agar bisa bekerja keras karena memiliki ilmu yang mumpuni untuk pelaksanaan pembangunan peternakan. Walkota memberikan contoh-contoh konkrit yang dilakukan di wilayah Surabaya yang dipimpinnya. Surabaya tidak mengalami gejolak harga daging sapi. Masyarakat surabaya bahkan dapat mensuplai kambing, telur itik dan telur asin serta sayuran ke wilayah sekitar di luar Surabaya walaupun lahan di Surabaya sangat terbatas. Masyarakat sangat memerlukan ilmu dalam pemeliharaan ternak serta bantuan dana pemeliharaan, yang ternyata dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat Surabaya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang masa kecilnya satu kabupaten dengan Walikota Surabaya, yaitu Kediri, menegaskan bahwa Walikota Surabaya telah memberikan pelajaran dan inspirasi kepada para peserta perlunya kerja keras dalam rangka pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan peternakan. Karena itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menekankan perlunya kerja keras dalam melaksanakan pembangunan peternakan, sehingga serapan anggaran dapat dilakukan lebih baik karena serapan anggaran peter-nakan masih rendah. Spirit Walikota Subabaya yang tidak memiliki latar belakang ilmu peternakan tetepi memiliki komitmen untuk bekerja dalam pemberdayaan masyarakat untuk melak-sanakan usaha peternakan.
Dalam perencanaan anggaran tahun 2016, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan juga menyampaikan perlunya pemberdayaan masyarakat melalui sentra agribisnis peternakan yang sekarang dalam tahun 2015 tercatat lebih dari 200 lokasi di kabupaten/kota di Indonesia. Direncanakan dalam tahun 2016 akan diwujudkan 1000 lebih lokasi sentra agribisnis peternakan. Satu area agribisnis peternakan mencakup minimal 1000 ekor sapi betina. Anggaran UPT dan Dinas agar ada yang teralokasikan untuk mendukung pemberdayaan usaha peternakan di sentra agribisnis peter-nakan. (Sulaxono Hadi, Balai Veteriner Banjarbaru).