Poso - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, melakukan kunjungan kerja ke Lembah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Selasa, 20 Agustus 2024. Kunjungan ini bertujuan meninjau potensi pengembangan peternakan sapi di lahan seluas 6.648 hektar yang dikelola oleh Badan Bank Tanah. Lembah Napu terletak di kawasan Lore Utara, Lore Timur, dan Lore Piore, Kabupaten Poso.
Sebelumnya, Agung mengadakan audiensi dengan Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, untuk membahas strategi pengembangan peternakan di Lembah Napu serta peran Pemerintah Provinsi dalam mendukung program tersebut. Pertemuan ini diadakan di Palu, di mana Gubernur memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Kementerian Pertanian.
"Kami sangat mendukung pengembangan peternakan di Lembah Napu. Potensi alam Sulawesi Tengah sangat besar, dan kami siap bekerja sama dengan Kementerian Pertanian," ujar Gubernur Rusdy.
Dengan rencana penambahan populasi sapi perah dari calon investor asal Vietnam sebesar 250.000 ekor, yang diproyeksikan akan menghasilkan 20-25 liter susu per ekor per hari atau setara dengan 1,8 juta liter susu per tahun, diperlukan lahan yang signifikan. Menteri Pertanian telah menetapkan kebutuhan lahan hingga 100.000 hektar untuk mendukung upaya ini.
"Kami berharap Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten serta Kementerian/Lembaga terkait dapat mendukung inisiatif ini agar menjadi mega farm terbesar di Indonesia," ujar Agung Suganda. "Dengan skala sebesar ini, investasi 250.000 ekor sapi pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja, meskipun menggunakan mekanisasi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memberikan susu segar berkualitas tinggi bagi masyarakat," tambahnya.
Agung juga menekankan pentingnya koordinasi dengan Menko Perekonomian agar pengembangan Lembah Napu menjadi program strategis nasional. Sinergi dan kolaborasi antar lembaga, baik di tingkat pusat maupun daerah, sangat diperlukan untuk mewujudkan proyek ini sebagai mega farm terbesar di Indonesia. Saat ini, mega farm terbesar di Indonesia memiliki populasi 10.000 ekor sapi, yang berada di Jawa Timur. Jika target 250.000 ekor tercapai, maka ini menjadi mega farm terbesar.
Lahan yang dimiliki oleh Badan Bank Tanah di Poso mencapai 6.648 hektar, dengan potensi pengembangan hingga 65.000 hektar di kawasan hutan produksi. Di wilayah ini, terdapat danau dan sungai besar yang berpotensi menjadi sumber air untuk peternakan, mendukung kegiatan peternakan dan irigasi hijauan.
Upaya pengembangan peternakan di Lembah Napu akan mengintegrasikan sektor hulu dan hilir, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat lokal sangat dibutuhkan untuk keberhasilan proyek ini. Kepala Badan Bank Tanah Sulawesi Tengah, Mahendra, akan memimpin upaya identifikasi lahan yang cocok untuk pengembangan sapi perah dan pengelolaan hutan produksi.
Lembah Napu berada pada ketinggian 1.300-1.400 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 11-26 derajat celcius, menjadikannya lokasi ideal untuk pengembangan peternakan sapi perah. Dirjen PKH juga menekankan pentingnya pembentukan Feed Estate untuk mendukung pengembangan hijauan di lahan 1.500 hektar dalam satu hamparan. Tanaman hijauan yang akan dikembangkan antara lain chicory, brachiaria, setaria, stargrass, gama umami, pakchong, indigofera, dan jenis hijauan unggul lainnya.
"Kami optimis bahwa dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat, Lembah Napu dapat menjadi pusat peternakan terbesar di Indonesia," pungkas Christopher Summers.
Upaya ini penting dan membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak terkait, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah, untuk mewujudkannya sebagai mega farm terbesar di Indonesia.
Selain Lembah Napu, Kabupaten Sigi juga memiliki potensi pengembangan hijauan ternak di lahan seluas 160 hektar. Potensi serupa juga ditemukan di Kabupaten Banggai dan Morowali, yang saat ini sedang dalam tahap verifikasi oleh Badan Bank Tanah.
Sumber : website Ditjen PKH