Bogor – Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak generasi muda untuk memainkan peran strategis dalam mendukung transformasi peternakan menuju keberlanjutan. Dalam Seminar and Competition of Animal Science 2024 yang digelar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Tri Melasari, menegaskan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam membangun subsektor peternakan yang lebih modern dan berdaya saing tinggi.
“Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan. Dengan pengetahuan dan kreativitas, kalian dapat menjadi ujung tombak dalam membangun sistem peternakan yang lebih berkelanjutan dan efisien,” ungkap Tri dalam seminar tersebut (29/9).
Tri juga menyoroti berbagai tantangan di sektor peternakan, mulai dari ketergantungan impor hingga fluktuasi harga yang merugikan peternak kecil. Ketidakseimbangan produksi dan distribusi pangan asal ternak menyebabkan harga produk naik, terutama di daerah terpencil. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mendorong penguatan kelembagaan peternakan, peningkatan kapasitas peternak, dan pembangunan infrastruktur untuk menciptakan kemandirian dalam subsektor ini.
“Di tahun 2024, kita akan mengalami defisit signifikan pada komoditas susu dan daging sapi. Namun, pemerintah sudah merumuskan strategi untuk menutup defisit ini dan mencapai swasembada pada tahun 2029,” tambahnya. Berdasarkan data, kebutuhan susu nasional mencapai 4,7 juta ton, sementara produksi domestik hanya 1 juta ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi sebesar 0,77 juta ton, dengan produksi lokal hanya 0,37 juta ton.
Pemerintah menargetkan peningkatan produksi susu hingga 8,17 juta ton dan daging sapi hingga 0,62 juta ton pada 2029 melalui impor sapi perah dan pedaging dengan mengajak peran swasta berinvestasi baik dari dalam maupun luar negeri, pengembangan teknologi smart farming, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Tri Melasari menekankan bahwa era digital menghadirkan peluang besar dalam pengelolaan peternakan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Ia mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, untuk menjadi wirausahawan di subsektor peternakan sekaligus influencer yang mempromosikan produk-produk peternakan di era digital. Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Tri yakin generasi muda dapat menjadi motor penggerak transformasi peternakan berkelanjutan di Indonesia.
Sumber : website Ditjen PKH